Senin, 18 Mei 2015
Fakultas Teknik UNISMA Bekasi --- Setelah 49 hari menjadi tawanan di POLRESTA BEKASI, 5 orang mahasiswa teknik akhirnya dapat menghirup udara segar diluar jeruji besi. Mereka TS( 25 ), DM ( 23 ) , NH( 27 ) , WY( 23 ) dan HFA( 20 ) telah menjadi bagian dari kriminalisasi pihak kampus yang menganggap protes oleh mahasiswa adalah sebuah Kriminal.
Adalah ketika beberapa jam lagi acara puncak MESIN BERSATU XI dilaksanakan, Tiba - tiba beberapa pihak Universitas mengancam akan menghentikan secara paksa puncak acara tersebut, dengan menggandeng pihak kepolisisan sebagai eksekutor.
Ini adalah perayaan ke 11 dari acara Mesin Bersatu, yang biasanya mulus - mulus saja dan disupport dari pihak manapun. acara ini telah dikenal sebagai acara terbesar di wilayah kampus bekasi, sehingga tidak heran jika image kampus sendiri adalah dikaitkan dengan acara tersebut. betapa tidak, survey pada mahasiswa baru tahun 2014 sebagian besar mahasiswanya mengaku tertarik dengan acara tersebut selain memang belajarlah tujuan awal mereka mendaftar.
Namun apa respon dari para petinggi Rektoriat yang seolah - olah kreatifitas mahasiswa yang sebenarnya membantu dalam promosi kampus malah dianggap sampah serapah yang dimanfaatkan kaum hedonisme.
ketika acara yang secara keseluruhan menjunjung tinggi teknologi, sosial dan pentas seni diakhir acara, namun tidak mendapat tempat yang layak dimata mereka. Izin yang harusnya didapatkan malah berujung kabar yang sangat tidak diharapkan. alih - alih menghentikan acara puncak dengan menggembok gerbang samping sehingga kru soundsystem tidak dapat memasuki area kampus, dan mahasiswa memprotes dengan merobohkan gerbang tersebut.
dan juga pembatasan setiap kreatifitas yang hanya diperbolehkan hingga jam 5 sore. sedangkan ada beberapa kreatifitas yang memang tidak bisa disimpelkan waktunya.
Sangatlah disayangkan kejadian diatas, semua yang harusnya bisa deselesaikan dilingkup kampus secara kekeluargaan harus dipasrahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisisan.
ini adalah pertanyaan untuk semua mereka yang kita anggap sebagai "Orangtua" yang seharusnya mengarahkan dan mendidik dengan semua kepribadian yang berbeda dari setiap mahasiswa.
SUDAH TIDAK MAMPUKAH MEREKA???
Pihak Direktorat jendral Perguruan tinggi pun menyayangkan hal tersebut. dan memang ada beberapa Universitas yang diberhentikan dikarenakan ada beberapa kesalahan internal kampus.
DIMANA AKHLAK MULIA PARA PETINGGI AGAMIS INI??
Selama lebih dari sebulan mereka para orangtua kandung mengemis -ngemis belas kasihan agar perkara anaknya dicabut, namun mereka seolah - olah mempermainkan setiap airmata yang keluar .
TIDAKKAH MEREKA MENIMBANG SEMUA KEPUTUSAN YANG TELAH MEREKA AMBIL??
Sekarang semua kritik yang dilayangkan tidak akan pernah ditanggapi selama mengganggu kegiatan reguler kampus. tidak akan pernah ada mediasi yang berujung kesepakatan bersama namun hanya satu pihak saja.pilihannya adalah DEMONSTRASI yang meskipun kita tahu bakal berujung di KAPOLRES sana. Dan tidak ada satupun peraturan yang melibatkan mahasiswa ketika pembuatannya, sedangkan mahasiswalah yang merasakan peraturan tersebut.
TUHANKAH KALIAN HINGGA TAK MAU DIKRITISI?? DIANGGAP BONEKAKAH KITA ??
Sehingga ada beberapa dana hibah yang harusnya dipergunakan untuk dana BAKTHI SOSIAL hingga saat ini panitia tidak bisa merealisasikannya karna tertahan di Atas sana.
KARNA HAL INI KAH MEREKA MENJADI BUTA?? HARTA KAH?? TAHTA KAH??
Hanya Allah SWT yang tahu semuanya.
Kita ambil hikmah dari semua kejadian, dan percaya Tuhan Maha Adil Dan Bijaksana atas semua kejadian dimuka bumi ini.
Mohon maaf apabila selama ini penulis menuliskan kata - kata yang tidak seharusnya dituliskan. Kita manusia yang memang diwajibkan mengingatkan satu sama lainnya.